Jakarta –
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini pasca libur panjang berada di zona merah. Indeks dibuka pada stage 7.285,7 dan langsung bergerak turun ke 7.089 turun 197 poin atau -2,71%.
Mengutip files RTI, Selasa (16/4/2024), Indeks bergerak pada stage tertingginya di 7.285,7 dan terendah 7.079,9. Volume perdagangan sebanyak 1,3 miliar, dengan turnover Rp 2,02 triliun dan frekuensi sebanyak 104 ribu kali.
Sebanyak 84 saham bergerak naik, 319 saham bergerak turun dan 181 saham belum bergerak, dengan Market Cap Rp 11.629 triliun.
Mengutip riset Ajaib Sekuritas, adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain,dari dalam negeri,Secara akumulasi pergerakan IHSG dalam sepekan (1-5 April 2024) terkoreksi -0,03%.
Melemahnya IHSG sejalan dengan outflow investor asing di pasar ekuitas domestik sebesar Rp11,41 triliun. Meskipun tertekan karena aksi profit taking menjelang libur panjang, pergerakan IHSG dalam sepekan ditopang oleh sektor energi dan barang baku masing-masing melesat +1,57% dan +5,52%.
Harga komoditas migas dan non migas, seperti batu bara, minyak mentah dan emas melonjak seiring dengan menguatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan potensi naiknya permintaan akibat solidnya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China.
Dari mancanegara, pekan lalu pada Risalah FOMC, Pejabat The Fed memberikan pernyataan kekhawatiran akan inflasi yang sulit ditekan meskipun suku bunga telah berada di stage tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Angka inflasi tahunan AS pada Maret 2024 melesat 3,5% dibandingkan pada Februari 2024 sebesar 3,2%.
Pejabat The Fed belum yakin untuk menurunkan suku bunga jika inflasi masih jauh dari purpose 2%. Dari Asia, Badan Pusat Statistik (BPS) China melaporkan inflasi tahunan pada Maret 2024 tumbuh 0,1%, berada di bawah proyeksi konsensus sebesar 0,4%, sekaligus lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,7%. Pertumbuhan inflasi tahunan yang menurun seiring berakhirnya perayaan tahun baru imlek.
Sedangkan riset Mega Capital melihat, Bursa Saham World Konsolidasi Menanti Komentar Anggota The Fed. Pasca serangan Iran terhadap Israel pada 13 April 2024 lalu yang menyebabkan aksi jual di bursa saham global, pelaku pasar masih mencermati perkembangan konflik di Timur Tengah. Pasar memperkirakan serangan balasan tidak akan terjadi dalam waktu singkat dari Israel serta pernyataan Menteri Luar Negeri Iran yang tidak memiliki rencana serangan lanjutan juga cukup menenangkan pasar sementara.
Namun, komentar dari Gubernur The Fed bagian Contemporary York, John Williams kembali membuat pelaku pasar ragu bahwa suku bunga akan diturunkan pada FOMC Juni mendatang.
Pasalnya beliau mengatakan suku bunga akan dipangkas jika inflasi turun secara bertahap, namun ia juga menekankan betapa kuatnya konsumsi dan mencermati perkembangan perang di Timur Tengah. Komentar Williams didukung dengan rilis files penjualan retail AS periode Maret naik 0.7% YoY (exp 0.4%, prev 0.9%).
Berdasarkan survei CME, probabilitas The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 bps di Juni 2024 tersisa 19%, turun signifikan dari 51% ada pekan lalu per 8 April 2024. Di hari ini pelaku pasar akan mencermati PDB Tiongkok kuartal 1 yang diperkirakan kembali ekspansif, rilis kinerja emiten perbankan AS (Morgan Stanley & Financial institution of The US), proyeksi ekonomi IMF, dan komentar dari para pejabat The Fed.
Bursa Domestik. IHSG pada perdagangan Jumat, 5 April 2024 melanjutkan penguatan sebesar 0.45% ke stage 7286. Penguatan ini didukung oleh penguatan harga komoditas energi dan logam dasar di tengah panasnya konflik geopolitik Timur Tengah maupun Rusia Ukraina. Adapun dari 11 sektor, sektor infrastruktur mencatatkan penguatan terbesar yaitu
1.70% yang ditopang oleh penguatan saham BREN hingga 17% dalam sehari pasca rampungnya proses penyelesaian akuisisi Sidrap dari UPC Renewables pada 3 April 2024. Proses akuisisi yang sesuai jadwal tersebut membuat BREN secara resmi memiliki sumber daya energi terbarukan baru, yaitu energi angin. Di tengah penguatan IHSG, investor asing
justru melanjutkan aksi net sell harian sebesar Rp 3.76 triliun, dengan 5 saham yang paling banyak dijual yaitu BBRI,
TLKM, BMRI, BBNI, dan CTRA. Pelaku pasar domestik hari ini akan menanti rilis files neraca perdagangan Indonesia, Indeks keyakinan konsumen, dan sejauh mana pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD. Dengan sentimen tersebut, pelaku pasar bisa menghindari emiten-emiten yang sensitif suku bunga dan pelemahan rupiah seperti emiten teknologi,properti, dan konstruksi. Dan mencermati emiten bahan baku yang terkait logam dasar dan emiten dengan pendapatan USD.
Harga Komoditas Logam Kompak Naik, Sanksi Rusia Ditambah. AS dan Inggris sepakat melarang impor aluminium, tembaga, dan nikel dari Rusia yang diumumkan pada Jumat, 12 April 2024 lalu. Bahkan Departemen Keuangan AS mengumumkan larangan kepada London Steel Switch (LME) dan Chicago Mercantile Switch (CME) untuk tidak memperdagangkan komoditas tersebut. Diketahui bahwa Rusia adalah produsen penting atas komoditas logam tersebut bahkan mensuplai kebutuhan nikel, aluminium, dan tembaga global masing-masing sebesar 6%, 5%, dan 4%.
Besarnya kontribusi Rusia diperkirakan mengganggu provide komoditas logam global. Merespons kebijakan tersebut, harga aluminium dan nikel kompak menguat 9.4% dan 8.8% dalam sehari.
(rrd/rir)
FBS International substitute Bitcoin Stock