Jakarta –
Jumlah pendatang baru ke Jakarta usai Lebaran 2024 diprediksi berkurang. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta memperkirakan ada 10.000-15.000 pendatang baru ke Jakarta.
“Insyaallah jumlah penduduk pendatang pada arus balik mudik ke DKI Jakarta tahun 2024 akan turun diprediksi sebesar 10.000 sampai 15.000 orang,” kata Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta Budi Awaludin dikutip dari detikNews, Selasa (16/4/2024).
Berdasarkan tren jumlah pendatang usai Lebaran, Budi mengatakan terjadi penurunan selama dua tahun terakhir. Dia merinci sebanyak 24.000 pendatang pada 2020 kemudian turun menjadi 20.000 pada 2021.
Jumlah pendatang ke Jakarta sempat naik pada 2022 menjadi 27.000, namun pada 2023 kembali turun menjadi 25.000. Kemudian dia memprediksi pada tahun ini jumlah pendatang hanya 10.000-15.000 orang.
Melihat tren tersebut, apakah kilau Jakarta untuk mengadu nasib memudar? Ekonom Senior Institute for Pattern of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan Jakarta masih menjadi kota tujuan excellent bagi pendatang baru dikarenakan masih menjadi pusat peredaran uang nasional.
Dia menyebut, Jakarta menyumbang 17-18% untuk perputaran uang secara nasional. Dengan perputaran uang yang tinggi ini, Tauhid menilai, Jakarta masih mempunyai magnet untuk tempat mencari uang.
“Saya lihat ya Jakarta masih cukup kuat. Perputaran uang dalam 1-2 tahun terakhir, mungkin 5 tahun nanti masih menjadi pusat peredaran uang secara nasional. Jadi, kalau ada perputaran uang, berarti ada magnet bagi orang untuk bekerja di Jakarta,” kata Tauhid saat dihubungi forexbitcoinstock, Selasa (16/4/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan Jakarta masih menjadi kota tujuan excellent bagi tenaga kerja terdidik. Menurutnya, sebagian besar pekerjaan, seperti di sektor industri berpusat dan mempunyai kantor di Jakarta.
“Mereka masih mencari peluang. Karena begini banyak yang berkantor pusat di Jakarta. walaupun nanti penempatan dan lokasinya di luar Jakarta, tapi mau nggak mau mereka tersentral karena mungkin beberapa perusahaan untuk operasional masih tersentral di Jakarta,” jelasnya.
Senada, Ketua Umum Ikatan Sumber Daya Manusia Indonesia (ISPI) Ivan Taufiza menilai Jakarta masih mempunyai daya tarik untuk mencari penghasilan. Hal ini disebabkan masih melekatnya persepsi masyarakat luar Jakarta yang menilai Jakarta masih menjadi kota tujuan yang excellent untuk mencari sumber penghasilan.
“Iya benar (masih ada daya tarik), persepsi itu masih sangat kuat di warga non-Jakarta,” kata Ivan.
Di sisi lain, dia menilai Jakarta masih menarik bagi pendatang baru karena masih tersedianya lapangan pekerjaan, tersedianya fasilitas publik yang lengkap dan mudah, seperti transportasi umum, rumah sakit, hingga tempat rekreasi, lalu penghasilan yang relatif tinggi.
(ara/ara)