Jakarta –
Pemerintah akan meningkatkan kapasitas kilang minyak raksasa yang rencananya mau dibangun, dari sebelumnya 500 ribu barel per hari menjadi 1 juta barel per hari.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pembangunan kilang sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong program hilirisasi sebagai strategi utama memperkuat ketahanan energi nasional.
“Tadi kami melakukan rapat untuk membahas implementasi teknis di mana salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel, karena kita impor sekitar 1 juta barel per day, tadi ada terjadi perubahan akan kita bangun nanti 1 juta barel,” kata Bahlil saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/3/2025)
Bahlil mengatakan sejauh ini terdapat 16 titik calon lokasi tempat kilang minyak baru tersebut kemungkinan akan dibangun. Semisal di wilayah Pulau Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku hingga Papua
“Kedua kita tetap akan membangun storage kapasitas 1 juta barel per day,” terangnya lagi.
Namun Bahlil belum bisa memastikan berapa biaya untuk membangun kilang raksasa tersebut. Sebab masih harus melihat presentasi dari perusahaan-perusahaan migas yang akan turut serta dalam proyek ini.
“Nilainya mungkin setelah presentasi nanti hari Senin, ada teknologinya dari beberapa negara, termasuk dari Amerika akan presentasi di kami. Baru kami bisa memastikan angka pastinya” ujar Bahlil.
Sebagai informasi, sebelumnya Bahlil sempat mengatakan pemerintah berencana untuk membangun kilang minyak jumbo berkapasitas 500 ribu barel per hari.
“Kita juga akan membangun refinery (kilang minyak) yang Insya Allah kapasitasnya itu kurang lebih sekitar 500 ribu barel. Ini salah satu yang terbesar nantinya, ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik,” ujar Bahlil Dalam keterangan tertulis, Selasa (4/3/2025) lalu.
Kilang minyak ini dirancang dengan kapasitas 500 ribu barel per hari dan mampu mengolah minyak mentah dalam negeri maupun impor. Nantinya, kilang ini diproyeksikan untuk memproduksi minyak bumi, termasuk BBM, hingga 531.500 barel per hari.
Bahlil menjelaskan realisasi proyek pembangunan kilang ini membutuhkan dana investasi mencapai US$ 12,5 miliar. Namun, proyek ini diyakini dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan hemat hingga 182,5 juta barel minyak per tahun atau setara US$ 16,7 miliar.
Pembangunan kilang ini juga membuka peluang besar bagi penciptaan lapangan kerja yang mampu menyerap 63.000 tenaga kerja langsung dan 315.000 tenaga kerja tidak langsung.
(hns/hns)
Forexbitcoinstock.com