Jakarta –
Biskuit Khong Guan merupakan salah satu ikon Lebaran yang legendaris. Sebab saat menyambut Hari Raya Idul Fitri, banyak masyarakat Indonesia yang menyuguhkan biskuit dengan wadah kaleng merah.
Bahkan saking terkenalnya, gambar pada kaleng biskuit Khong Guan menjadi sangat ikonik. Sering kali gambar seorang wanita yang sedang duduk di meja makan bersama 2 anak kecil itu dikreasikan oleh netizen menjadi meme yang lucu.
Namun tahukah kamu siapa sosok yang melukis potret keluarga legendaris itu?
Melansir dari salah satu unggahan Instagram Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (@kemenparekraf.ri), Kamis (11/4/2024), ia adalah seorang ilustrator desain kemasan ternama Bernardus Prasodjo.
Dijelaskan, Bernardus Prasodjo merupakan seorang pelukis dan ilustrator yang karyanya banyak digunakan berbagai merek ternama di RI. Selain Khong Guan, karyanya juga eksis di kaleng biskuit Nissin Wafers dan Monde Butter Cookies.
Masih belum cukup, ia juga menjadi sosok di balik desain brand Gandy Steak House & Bakery dan sirup Marjan. Hal ini menunjukan bagaimana karya-karyanya menjadi sangat ikonik hingga produk-produk dari brand yang ia desain kerap ditemui saat Lebaran.
Sementara itu dalam pemberitaan Antara pada 2017 lalu, Bernardus Prasodjo memulai kariernya di dunia desain saat masih berkuliah di ITB. Saat itu dirinya memang mengambil jurusan seni lukis.
“Kan sambil kuliah, waktu itu kos-nya di jalan Lengkong Kecil Bandung. Sebelahnya itu percetakan tempat redaksi majalah Aktuil. Majalah musik yang sangat terkenal di Bandung. Kami suka most major ke situ, bantu-bantu buat ilustrasi. Keterusan. Lama-lama kuliahnya ketinggalan,” kata Bernardus dalam sebuah wawancara dengan Antara.
“Kemudian ada orang pesan untuk buat komik. Ya sudah semakin fokus di situ. Jadi kuliahnya ketinggalan. Diomelin orangtua juga,” jelasnya lagi.
Seiring berjalannya waktu, dari seorang pelukis ilustrasi di sebuah majalah, ia kemudian mulai menerima perusahaan-perusahaan sebagai klien. Bahkan di masa kejayaannya, banyak kemasan produk yang ia desain majang di toko-toko swalayan.
“Banyak perusahaan yang produknya perlu digambar, lama-lama kami pakai cat air. Dulu, saya ke supermarket, itu bangga sekali. Hampir semua etiket-etiket yang laku itu, saya yang bikin. Tetapi, makin ke sini, makin sedikit,” terangnya.
“Sekarang yang masih ada (desain miliknya yang masih digunakan) tinggal Khong Ghuan, Monde sama Nissin wafer. Karena pemiliknya sama. Buat apa diganti-ganti (gambarnya), itu saja sudah laku,” jelas Bernardus lagi.
Alasan Tidak Ada Sosok Ayah dalam Potret Keluarga Ikonik Khong Guan
Dalam kesempatan yang sama, Bernardus juga sempat menjelaskan alasan kenapa dalam potret keluarga ikonik itu hanya berisi seorang ibu dan dua anaknya tanpa menyertakan gambar ayah. Ternyata hal ini bukanlah suatu kebetulan.
Menurutnya, gambar tersebut merupakan bagian dari strategi visualisasi pemasaran yang sengaja di buat untuk memengaruhi arrangement pembeli utama, yakni para ibu rumah tangga.
Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa kebanyakan pembeli produk Khong Guan adalah ibu rumah tangga. Dengan gambar tersebut, perusahaan berharap dapat membangun koneksi emosional yang lebih kuat dengan arrangement pasar utama mereka.
“Hanya untuk mempengaruhi ibu rumah tangga supaya beli biskuit. Jadi yang penting ada ibunya di situ. Karena yang belanja ibunya kok,” tutur dia sebagaimana dikutip dari Antara.
(eds/eds)