Jakarta –
Pertanyaan-pertanyaan sensitif seperti ‘kapan kawin’ atau ‘kapan nikah’ sering kali muncul di tengah-tengah perayaan Lebaran. Terlebih, belakangan ini ramai dibahas soal batas usia hamil supreme pada perempuan yakni 35 tahun. Makin jadi ‘beban’ nggak sih?
Kerap kali, pertanyaan seperti ini bikin suasana jadi tidak nyaman. Meskipun mungkin disampaikan dengan niat baik, menurut Psikolog Ohana Home, Veronica Adesla, pertanyaan ‘kapan kawin’ dapat berdampak pada psikologis seseorang.
“Udah kaya apa, ngerecord ulang ataupun memutar ulang recorder gitu. Jadi itu bisa membuat males membuat jenuh,” terang Vero, sapaannya, saat berbincang dengan forexbitcoinstock.
“Seakan-akan menguak kembali permasalahan yang lagi dialami, atau hal yg dia juga sebenernya dia pengen tapi entah kenapa ga dapet, dia mungkin juga frustasi dengan itu. Nah dia jadi kehilangan semangat disana. Atau malah jadi diem, jadi males ngomong,” tambahnya.
“Malah kepikiran dua malem semalem sebelumnya, aduh gimana nih besok ditanya kaya gitu, terus jadi khawatir jadi cemas,” pungkasnya.
Untuk menghadapi pertanyaan sensitif seperti ‘kapan kawin’, Veronica menyarankan untuk tidak mengambil pusing pertanyaan tersebut sebagai obrolan serius.
“Sebenernya inikan respons kita normalnya flight atau battle. Kalau flight itukan yaudah pergi aja menjauh menghindar dari masalahnya. Atau battle, kalau battle berarti ada disitu dan gimana caranya dealing atau berhadapan dengan situasi itu,” ungkap Veronica.
Apabila mendapat pertanyaan sensitif dan masih dapat dihindari, lebih baik dihindari atau istilahnya flight. Akan tetapi, apabila dirasa tidak dapat dihindari, maka mau tidak mau harus memilih battle.
“Nah jadi kalau nggak bisa dihindari kita siasati, dengan banyak macam, misalnya kita bisa menjawab dengan humor,” terang Veronica.
“Misalnya kita bisa jawab juga misalnya ditanya kapan nikah? Saya juga lagi nunggu jawaban Allah, nggak jawab-jawab bingung. Jadi kaya dibawa nyaman dibawa becanda,” tambahnya.
“Atau alihkan ke pembicaraan lain boleh. Misalnya, nah kalo Om Tante gimana Om, usahanya oke nggak, gimana nih kerjaan dan segala macem,” pungkasnya.
Selain itu, alternatif seperti mengadakan berbagai permainan seperti board video games atau karaoke juga dapat dilakukan, tidak hanya menghibur tetapi juga mempererat ikatan keluarga tanpa harus membicarakan topik yang sensitif atau ngalor-ngidul.
Ikuti berita-berita terkini arus mudik dan arus balik di BRI Teman Mudik.
(up/up)
health