Jakarta –
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, banyak orang sibuk mempersiapkan diri dengan membersihkan rumah, membuat kue lebaran, dan menyiapkan baju lebaran. Namun, beberapa di antaranya juga sibuk mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan sensitif yang kerap kali dilontarkan saat lebaran.
Psikolog Ohana Dwelling, Veronica Adesla, menyebut pertanyaan seperti “kapan nikah?” lebih sering dilontarkan kepada perempuan, sementara pertanyaan “kapan kerja?” lebih sering ditujukan kepada laki-laki. Ternyata, ada alasan di balik kecenderungan tersebut.
“Karena mungkin kalau laki-laki dinilainya dari stigma, dari dulu itu atau stereotype, dari dulu kan ya laki-laki lebih tuaan usianya gapapa buat nikah, karena mesti ngejar karir dulu, mesti mapan dulu,” terang Vero, sapaannya, saat berbincang dengan forexbitcoinstock.
Di sisi lain, perempuan sering kali dilihat dari perspektif biologis atau medis, terutama terkait dengan usia prima untuk hamil dan melahirkan.
“Tapi perempuan stereotype nya juga dan selain itu memang ada medis juga, ya maksudnya kalau kita mau punya anak, usia berapa yang masih dibilang kita dalam kondisi yang prima untuk punya anak gitu ya. Untuk perempuan kan nanti karena melahirkan juga, proses melahirkan dan lain-lain gitu ya,” terang Veronica.
Namun demikian, pertanyaan tentang kapan akan bekerja juga tidak jarang diajukan kepada laki-laki. Terlebih seiring dengan perkembangan zaman dan semakin banyaknya perempuan yang berkarir, pertanyaan ini juga mulai sering diajukan kepada perempuan.
Pertanyaan sensitif seperti ‘kapan nikah’ dan ‘kapan kerja’ secara tidak langsung mencerminkan pola pikir masyarakat Indonesia yang masih berpatok pada budaya patriarki atau ekspektasi yang masih tertanam dalam masyarakat terkait dengan peran gender dan arena pekerjaan.
Ikuti berita-berita terkini arus mudik dan arus balik di BRI Teman Mudik.
Simak Video “Berkendara Jauh saat Mudik, Penting untuk Istirahat dan Stretching“
[Gambas:Video 24forexbitcoinstock]
(up/up)
properly being