Jakarta –
Tim hukum Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Refly Harun, merespons pernyataan tim hukum Prabowo-Gibran, Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Izha Mahendra, yang menyebut keterangan empat menteri di sidang sengketa Pilpres 2024 menjadi bumerang untuk kubu 01 dan 03. Refly menyebut keterangan keempat menteri yakni Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, Tri Rismaharini dan Muhadjir Effendy normatif.
“Keterangan empat menteri itu normatif, bahkan ada beberapa informasi yang dianggap bohong. Seperti soal keputusan bansos El Nino yang disampaikan Sri Mulyani. Dan juga soal turunnya produksi beras oleh Airlangga Hartarto. Waktu dan records yang disampaikan berbeda dengan apa yang disampaikan ahli kami,” kata Refly saat dihubungi, Minggu (7/4/2024).
Refly mengatakan tidak mungkin menteri selaku pembantu presiden tidak membela bosnya. Menurutnya masih ada sejumlah hal yang tidak terjawab atau tidak mau dijawab dari para menteri tersebut.
“Jadi nanti dikroscek saja mana yang benar mana yang tidak. Jadi kalau kita melihat hal yang sifatnya normatif, tidak mungkin menteri tidak bela bosnya. Tapi kalau kita reading between the traces, dari situ ada beberapa hal yang tidak terjawab atau tidak mau dijawab. Atau dalil dari kami tidak terbantahkan atau dibantah,” ujarnya.
Refly menilai pihaknya bisa mengomentari keterangan para menteri melalui kesimpulan. Dia menyinggung records bansos El Nino yang dirasa berbeda antara tahun ini dengan tahun sebelumnya.
“Lagipula, kami kan bisa mengomentari apa yang disampaikan para menteri dalam kesimpulan. Beberapa records dari menteri, kalau kita jeli, bisa mengindikasikan ada hal yang tidak beres. Misalnya bansos El Nino tidak lagi melibatkan Kemensos, padahal tahun sebelumnya melibatkan. Airlangga Hartarto memastikan bahwa tidak ada bansos sembako yang bungkusnya berwarna kuning. Itu kan dia mau menyindir bahwa bungkus bansos biru semua,” imbuhnya.
(dek/gbr)