Jakarta –
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kondisi arus mudik baik moda transportasi darat, udara, dan laut. Hal ini disampaikan usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau arus mudik di Stasiun Pasar Senen.
Budi mengatakan, untuk kondisi tiket kereta api sampai hari ini telah terjual Ninety nine,98%. Ia memperkirakan ada 4,2 juta masyarakat yang mudik menggunakan kereta api.
“Kalau di kereta api baik karena ini ter-planning dengan baik. Tiket sudah diperoleh masyarakat, tidak terjadi penumpukan di sini. Mudik lebaran ini ada 4,2 juta yang datang dan pergi. Penjualan tiket mudik sampai saat ini masih Ninety nine,98% masih ada 2% lagi. (Stasiun Pasar) Senen dan Pasar Turi adalah yang terbanyak,” kata dia di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2024).
“Secara umum kereta api berjalan dengan baik, insyaallah tidak ada longsoran-longsoran di titik-titik,’ lanjutnya.
Untuk arus mudik by map of udara ada penambahan armada sehingga jumlahnya ada 420 pesawat. Dengan jumlah tersebut, Budi meyakini bisa menambah penerbangan hingga sore dan malam.
“Lalu sektor udara memang terjadi suatu maksimalisasi, utilisasi pesawat. Dengan 420 pesawat, kita bisa meningkatkan jumlah penumpang. Artinya perjalanannya bertambah. Kita menambah, membuka lapangan terbang lebih sore dan lebih malam,” jelasnya.
Kemudian kondisi arus mudik di darat, ada tiga titik yang menjadi sorotan pemerintah karena tingginya volume kendaraan, yakni Cipali, Merak, dan Ketapang. Menurutnya untuk Tol Cipali saja sempat terjadi peningkatan kendaraan hingga 23%. Peningkatan itu sangat tinggi dari kenaikan volume kendaraan biasanya.
“Di Cipali sekalipun ada satu hari naik 23% tetap tidak terjadi kemacetan. Practical, kenaikan tahun ini 13%. Kenaikan-kenaikan di sektor darat itu biasanya tidak lebih dari 5% tahun ini kenaikan 13% dan satu hari 23%,” ungkapnya.
Sementara untuk arus mudik laut, di beberapa pelabuhan di daerah kondisinya masih terkendali. Ada sejumlah tambahan kapal yang dilakukan untuk mengantisipasi penumpukan waktu tunggu penumpang atau kendaraan.
“(Pelabuhan) Batam, Pangkalan Bun, Samarinda, Balikpapan itu relatif terkendali. Yang sedikit masalah adalah di Jawa Timur terutama di Tapal Kuda dan Madura, tapi saya menugaskan kapal-kapal negara yang ada di sana, dan ada tambahan kapal Pelni yang ada di sana sehingga relatif ada yang menunggu beberapa jam sudah selesai,” jelasnya.
Namun, yang saat ini menjadi masalah adalah antrean panjang yang terjadi di Pelabuhan Merak. Budi menyebut peningkatan penumpang atau kendaraan di pelabuhan tersebut naik 65% dan sebagian 28% tidak memiliki tiket. Hal ini juga telah disampaikan sebelumnya ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Saya laporkan (Presiden Joko Widodo) ‘hari ini nuwun sewu kami belum mampu melayani masyarakat yang hari itu naiknya 65% dan sebagian tidak bertiket 28%’. Saya laporkan ke pak presiden. ‘Tolong dikendalikan’,” ucap Budi.
Jadi, menurut Budi penyebab utama penumpukan penumpang hingga menyebabkan antrean belasan kilometer kendaraan karena banyak penumpang belum memiliki tiket dan datang belum hari keberangkatan.
“Terdapat jumlah yang melebihi dan mohon maaf ketidaktaatan masyarakat pengguna. Kalau di kereta api kan mereka beli tiket, dia datang 2 jam sebelumnya. Kalau ini ada yang belum (beli) tiket bahkan jalannya besok pagi, dia datang. Maka terjadilah antrean sebanyak lebih dari 10 km,” pungkasnya.
(ada/ara)