Jakarta –
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel membukukan laba yang diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih Rp 5,62 triliun di tahun 2023. Laba tersebut tumbuh 20% dari tahun sebelumnya Rp 4,67%.
“Di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan sepanjang tahun 2023, Harita Nickel tetap berupaya untuk mempertahankan pertumbuhan,” kata Direktur Utama Harita Nickel Roy Arman Arfandy dalam keterangannya, Selasa (2/4/2024)
“Hasil keuangan kami di tahun 2023 mencerminkan upaya bersama tim kami, dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, dalam menghadapi volatilitas pasar dengan strategi yang tangguh dan adaptif, termasuk dengan mendorong inovasi dan meningkatkan efisiensi operasional, terutama dengan proses pertambangan dan produksi yang berada di satu lokasi yang terintegrasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan,” tambahnya.
Pada tahun 2023, Harita Nickel mencatatkan pendapatan Rp 23,86 triliun. Pendapatan pendapatan perusahaan naik 149% dari tahun sebelumnya. Sementara, laba kotor sebesar Rp 8,28 triliun atau naik 77% dibanding tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini juga turut didorong oleh peningkatan quantity penjualan yang lebih tinggi dari bisnis pemrosesan bijih nikel, termasuk smelter baru PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF) yang merupakan fasilitas peleburan saprolit (bijih nikel kadar tinggi) berbasis pirometalurgi (RKEF) yang menghasilkan feronikel, dan lini produksi tambahan dari PT Halmahera Persada Lygend (HPL), fasilitas pemurnian limonit (bijih nikel kadar rendah) berbasis hidrometalurgi (HPAL) untuk menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik.
Dari lini bisnis pertambangan, Harita Nickel mencatat kenaikan quantity penjualan bijih nikel sebesar 98%, atau mencapai 15,38 juta wmt (moist metric ton) dibanding 7,77 juta wmt pada tahun 2022, yang terdiri dari saprolit sebanyak 6,30 juta wmt, naik 235% dari 1,88 juta wmt, dan limonit sebanyak 9,08 juta wmt, naik 54% dari 5,89 juta wmt.
Sedangkan dari lini bisnis pengolahan dan pemurnian nikel, Harita Nickel juga membukukan peningkatan produksi feronikel sebesar 300%, dari 25.372 ton di 2022 menjadi 101.538 ton di 2023. Lalu, kenaikan produksi MHP (mixed hydroxide precipitate) yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik sebesar 50%, dari 42.310 ton di 2022 menjadi 63.654 ton di 2023.
(acd/das)