Jakarta –
Zimbabwe meluncurkan mata uang baru yang didukung emas dan mata uang asing untuk menggantikan mata uang lokal yang terpuruk pada Jumat (5/4). Peluncuran tersebut diharapkan dapat membuat perekonomian lebih stabil dan menurunkan inflasi.
Gubernur Monetary institution Sentral Zimbabwe, John Mushayavanhu mengatakan bahwa mata uang baru tersebut bernama Emas Zimbabwe (Zimbabwe Gold/ZiG). ZiG diharapkan dapat meraih kembali kepercayaan masyarakat yang sempat enggan bertransaksi dengan mata uang lokal. Pasalnya, 80% transaksi domestik di negara tersebut kini dilakukan dengan mata uang asing.
Dolar Zimbabwe diketahui turun lebih dari 70% pada awal 2024, hal ini mendorong kenaikan harga 55% secara tahunan pada Maret dan membangkitkan kenangan pahit hiperinflasi di skills kepemimpinan Robert Mugabe.
Selain merilis ZiG, John mengumumkan bank sentral juga mengatur ulang suku bunga utama dan menetapkannya di stage 20%, turun signifikan dibanding suku bunga sebelumnya yang bertengger di angka 130%.
Dalam pernyataan kebijakan moneternya, Monetary institution Sentral Zimbabwe (Reserve Monetary institution of Zimbabwe/RBZ) mengatakan bahwa nilai tukar ZiG akan ditentukan oleh nilai tukar penutupan antarbank pada 5 April dan harga emas London pada tanggal 4.
Monetary institution Dunia menilai mata uang baru tersebut sebagai mata uang terstruktur, sebab didukung oleh sekumpulan mata uang asing dan logam mulia, khususnya emas, yang disimpan sebagai cadangan.
“Jika kami menerapkan langkah-langkah ini, kami perkirakan akan berdampak pada inflasi,” kata John dikutip dari Reuters, Sabtu (6/4/2024).
Berbagai bank bakal mengubah saldo dolar Zimbabwe menjadi ZiG dalam waktu dekat, masyarakat diberi waktu 21 hari untuk menukar uang kertas dan koin lama mereka dengan mata uang baru.
Selain itu, Monetary institution Sentral mengatakan pihaknya memiliki uang tunai US$ 100 juta atau Rp 1,58 triliun (kurs Rp 15.887) dan sebanyak 2,52 ton emas senilai US$ 185 juta atau Rp 2,93 triliun dalam bentuk aset cadangan.
(ara/ara)