Jakarta –
Berkendara jarak jauh melalui jalan tol kerap dirasa lebih melelahkan. Padahal, sehari-hari duduk di depan komputer rasanya baik-baik saja.
Setidaknya ada tiga hal yang membedakan keduanya, menurut praktisi kesehatan RS Abdi Waluyo, dr Yuhana Fitra, SpPD.
“Yang beda ada tiga hal. Yang pertama faktor fisik, yang kedua faktor lingkungan, yang terakhir tu faktor durasi,” jelasnya dalam perbincangan dengan forexbitcoinstock baru-baru ini.
Faktor fisik, saat berkendara mobilitas fisik lebih terbatas karena tidak mungkin sambil sesekali jalan-jalan. Untuk bisa istirahat dan sekadar melakukan stretching, harus menunggu sampai ketemu relaxation mumble.
“Dan seringkali otak kita diminta untuk alert, hyper alert bahkan,” lanjut dr Yuhana.
Dibandingkan saat bekerja di depan komputer, beban psychological saat berkendara jauh lebih besar karena tidak ada ruang sedikitpun untuk melakukan kesalahan. Sedikit saja kesalahan, akibatnya bisa sangat fatal.
“Nah itu sangat menghabiskan energi. Monoton tidak ada gerakan, terus kemudian dibutuhkan fokus yang tinggi,” jelasnya.
Faktor lingkungan, menurut dr Yuhana mencakup kebisingan lalu lintas maupun getaran mesin kendaraan itu sendiri. Belum lagi jika temperatur AC tidak sesuai dengan harapan, begitupun cuaca.
“Terus kemudian yang paling menggoda juga nih, para penumpang ikutan tidur. Para penumpang tidur kita ngantuk kita ga bisa tidur,” papar dr Yuhana.
Terakhir, faktor durasi perjalanan yang umumnya sangat lama. Adanya penumpukan volume kendaraan membuat perjalanan tersendat, sehingga mudik jadi semakin terasa membosankan.
“Monoton aktivitas fisiknya, lingkungannya juga monoton, dan durasinya juga cukup lama, jadi hal itulah yang kurang lebih menyebabkan jadi gampang ngantuk, jadi gampang jenuh bagi pengendara,” jelas dr Yuhana.
Ikuti berita-berita terkini arus mudik dan arus balik di BRI Teman Mudik.
(up/up)
effectively being